Pekerja Keras Seperti ayahnya
Bagi Ezra Abisha Tinkir, etika kerja yang kuat, digabung dengan dukungan yang tepat, adalah kunci keberhasilan.
Awal mula yang suportif
Ketika Ezra pertama kali meninggalkan tanah kelahirannya untuk belajar di Australia, dia merasa hal itu tidaklah mudah. “Saya kangen rumah,” katanya. “Awalnya saya merasa ingin menangis terus.” Walau rasa kaget terhadap budaya baru agak menyulitkan, banyaknya bimbingan yang diterimanya dari para dosen di UTS College membantunya untuk menyesuaikan diri. “Mereka banyak memberi saran untuk membantu kami beradaptasi di negara yang baru,” katanya. “UTS College banyak membantu saya,” UTS College juga membantu menemukan makanan Indonesia yang enak di Sydney. “Rasanya sedikit seperti di tanah air.”
Setelah lulus SMA, Ezra berencana untuk langsung masuk UTS untuk belajar Desain, tetapi agen pendidikannya menyarankan agar ia memulai dengan Diploma of Design (Diploma Desain) di UTS College.
Bagi Ezra, itu cara yang tepat untuk melakukan transisi ke studi universitas di Australia.
“UTS College banyak membantu saya, karena saya mendapat banyak pengetahuan baru tentang desain.
Program diploma itu membuat banyak perbedaan bagi saya. Program itu juga mengembangkan keterampilan saya lebih jauh dan saya dapat memahami perangkat lunak dengan lebih baik,” ujarnya. “Sekarang saya sudah berlanjut ke UTS, saya merasa saya mulai lebih cepat di kelompok saya.”
Kerja keras Ezra terbayarkan
Ezra meraih penghargaan Outstanding Graduate selama di UTS College, karena berprestasi mendapatkan nilai tertinggi “Mendapatkan penghargaan itu menjadi memori terbaik dari UTS College,” katanya. “Di semester pertama, saya memenangkan penghargaan Dean's Merit. Setelah itu saya terinspirasi untuk bekerja lebih giat, dan saya bekerja keras untuk memenangkan penghargaan berikutnya. Sangat berarti bagi saya.” Sekarang ia sedang belajar Bachelor of Design in Visual Communication (Sarjana Desain dalam Komunikasi Visual) di UTS, Ezra bermaksud untuk melanjutkan keberhasilannya. “Pindah ke universitas terasa memuaskan,” katanya.
“Saya bangga akan prestasi saya sejauh ini, dan saya ingin berhasil di UTS.”
Terinspirasi oleh nilai keluarga
Sumber inspirasi utama Ezra adalah ayahnya, yang menjalankan bisnis keluarga, sebuah toko swalayan kecil, di Surabaya, Indonesia. “Ayah saya seorang yang luar biasa. Beliau bekerja sangat keras dan karena beliaulah saya dapat pergi ke Australia dan belajar untuk mendapat karier yang saya inginkan,” katanya. “Saya ingin menjadi desainer yang baik, dan saya ingin berhasil dalam hidup, tetapi yang terpenting, saya ingin menjadi pria yang baik sepertinya.”
Pembatasan COVID-19 yang sedang berlaku menyebabkan Ezra memiliki lebih banyak waktu di rumah daripada biasanya. Waktu luang ini memberinya peluang untuk menggunakan bakat desain grafisnya untuk membantu keluarganya. “Awalnya, ayah meminta saya untuk membuat logo untuk toko rotinya. Lalu beliau menunjukkannya di chat keluarga dan sekarang semua anggota keluarga lain ingin mendapat logo juga. Jadi saya punya banyak projek,” katanya.
Belajar Live Online
Meski awalnya Ezra merasa perubahan untuk belajar Live Online agak sulit, sekarang dia belajar lebih banyak tentang pekerjaan digital. “Semua yang saya perlukan adalah komputer saya dan sekarang sudah bagus,” katanya. “Saran saya tentang belajar Live Online adalah kerjakan lebih banyak dari yang diminta. Jika kamu mengerjakan lebih banyak, para dosen akan melihat usahamu dan mereka akan menghargai usahamu itu.”
Apakah kamu ingin berkarier di bidang desain di masa depan?
Pelajari program Desain kami sekarang
Artikel terkait